Kamis (04/04/2019) bertempat di Aula Yayasan Sayap Ibu Cabang Banten (YSIB), Pak Dim dan Bu Tini Perwakilan dari KEMENDIKBUD memberikan pelatihan Bahasa Isyarat SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) kepada para karyawan YSIB.
Bahasa Isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi. Orang tuli adalah kelompok utama yang menggunakan bahasa ini, biasanya dengan mengkombinasikan bentuk tangan, orientasi dan gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan pikiran mereka.
Di Indonesia, ada 2 bahasa isyarat yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) yang pengembangannya didukung oleh salah satu lembaga donatur dari Jepang yang melibatkan Chinese University of Hong Kong dan Universitas Indonesia. Bahasa yang lainnya yaitu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) merupakan sistem isyarat (bukan bahasa isyarat) yang dibuat oleh orang-orang dengar tanpa melibatkan orang tuli dalam pendidikan pendidikan luar biasa. Pemerintah menciptakan SIBI dan mengesahkan penggunaannya di sekolah – sekolah luar biasa maupun lembaga pada tahun 1994. Berikut lebih lanjut tentang Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) :
- SIBI mengadaptasi Bahasa Isyarat Amerika (ASL),
- SIBI berbentuk baku seperti Bahasa Indonesia pada umumnya, bahkan SIBI menggunakan awalan dan akhiran untuk setiap kata.
- SIBI menjadi Bahasa Isyarat yang diakui pemerintah dan diajarkan di Sekolah Luar Biasa.
Dalam kesempatan tersebut, KEMENDIKBUD memberikan bantuan Kamus SIBI sebanyak 3 (tiga) buah. Kamus ini sangat bermanfaat bagi karyawan Yayasan Sayap Ibu Cabang Banten untuk mengajarkan kepada anak – anak di YSIB dalam berkomunikasi dan berinteraksi.