30/01/2021

Dampak Negatif Terlalu Memanjakan Anak & Cara Mengatasinya

Semua orangtua pasti sangat menyayangi anaknya dan selalu ingin memberikan yang terbaik agar sang anak dapat tumbuh dengan cerdas. Sehingga seringkali orangtua terlalu memanjakan anaknya, yang justru malah tidak sehat bagi tumbuh kembang kepribadian anak itu sendiri.

Pribadi seseorang pada masa anak-anak yang lucu dan menggemaskan, terkadang membuat orang tua begitu mencintai dan mengasihi buah hatinya. Salah satu bentuk cinta dan kasih sayang yang sering ditunjukan oleh orang tua kepada anaknya yakni berusaha memenuhi segala kebutuhan anaknya, baik dalam bentuk materi, perhatian dan kasih sayang.

Memberi perhatian kepada anak adalah hal yang wajar dan memiliki banyak dampak positif bagi hubungan antara orang tua dengan buah hatinya, misalnya saja akan membuat ikatan emosional antara orangtua dengan anaknya menjadi lebih kuat selain itu rasa hormat anak kepada orang tuanya bisa menjadi lebih besar.

Namun sayang, banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa rasa sayangnya yang berlebihan justru memberikan efek yang kurang baik terhadap perkembangan anak, terutama secara psikologis. Tak sedikit orang tua yang memberikan fasilitas kepada anaknya, meski sebenarnya sang anak belum membutuhkannya. Misalnya saja smartphone, iPad, sepeda motor, bahkan mobil yang diberikan orang tua di saat anak-anak masih belum cukup umur untuk menerima fasilitas tersebut.

Sebenarnya apa makna dari memanjakan anak? Memanjakan dapat dipahami sebagai sikap orang tua yang memberikan segala sesuatu melebihi yang diinginkan dan dibutuhkan oleh anak. Memang tak harus menjadi kaya untuk memanjakan anak, selama orang tua mampu memberikan fasilitas kepada anak meski tak harus mewah, maka di situlah telah terjadi praktik memanjakan anak.

Sikap memanjakan anak sudah pasti menciptakan anak yang manja. Disadari atau tidak, sikap memanjakan anak sering kali disertai dengan kurangnya kedisiplinan yang ditanamkan. Selain itu, orang tua mudah sekali menuruti kehendak dan mewujudkan keinginan anak tanpa adanya usaha dari anak yang bersangkutan. Anak yang memiliki sikap manja setidaknya bisa memberi pengaruh kurang baik pada karakter anak. Berikut beberapa dampak negatif yang bisa muncul jika terlalu memanjakan anak:

  1. Anak Akan Kesulitan Menjadi Pribadi Yang Mandiri
    Anak yang telah terbiasa mendapat perlakuan yang istimewa dari orang tuanya, biasanya akan membuat anak tersebut kesulitan untuk menjadi pribadi yang mandiri, hal tersebut tak lepas dari aktivitas yang biasa dia lakukan selama ini, yang selalu mendapat kemudahan atau bantuan dari orang tuanya, alhasil karakter mandiri akan sulit ditumbuhkan pada pribadi anak. Ketika anak beranjak dewasa, ia akan menjadi orang yang sangat bergantung pada orang lain. Mulai dari pekerjaan rumah yang sederhana seperti menyapu, mencuci piring, mengepel, dan tugas-tugas lainnya hingga urusan finansial, ia akan mengalami kesulitan karena tidak diajarkan oleh orang tuanya. Meski orang tua meninggalkan harta warisan yang melimpah tapi apabila anak tidak dibekali dengan kemandirian yang mumpuni, harta yang ditinggalkan tak bisa menjadi bekal bagi anak untuk tetap bisa bertahan hidup dalam lingkungan sosialnya.

    Ada sebuah studi yang yang dikutip oleh Connie Drawson dan David j. Bredehoft, terungkap bahwa remaja yang menginjak usia dewasa, dan masa kecilnya selalu dimanja. Memiliki kecenderungan tinggi untuk merasa bahwa sendirian membuat seseorang tidak bisa bahagia karena sumber kebahagiaannya adalah orang lain, bukan diri mereka sendiri. Hal inilah yang membuat anak menjadi sulit untuk hidup mandiri, karena selalu membutuhkan pengakuan dari orang lain agar bisa merasa bahagia.

    Namun dengan penanganan yang tepat serta dengan aktif mengikutkan anak dalam berbagai kegiatan di sekolah (ekstrakulikuler, kelompok belajar, pelatihan kepemimpinan) maka kemungkinan besar karakter manja pada diri anak bisa diminimilisir, akan tetapi dalam merubah karakter seorang anak setidaknya butuh waktu yang tidak sebentar serta konsinstensi.

  2. Mudah Menyerah Ketika Dihadapkan Pada Masalah Dan Rintangan
    Anak yang manja biasanya kurang diajarkan, bahwa untuk mendapatkan sesuatu butuh perjuangan dan kerja keras. Anak yang terbiasa dimanja akan mendapatkan apa yang dia inginkan dengan cara mudah dan instan. Orang tua abai dalam melatih kesabaran anak dan mengajarkan bahwa untuk mendapatkan semua yang diinginkan harus ada usaha yang harus dilakukan. Tak hanya itu, orang tua juga sering abai dalam hal melatih keterampilan anak. Tidak adanya kesabaran dan keterampilan yang diajarkan sedari kecil, berpengaruh pada karakter anak, di mana saat dewasa menjadi pribadi yang mudah menyerah. Ketika dihadapkan pada suatu masalah, anak akan kesulitan untuk menemukan solusi guna memecahkan masalah yang dihadapi. Ketidakmampuan anak dalam memecahkan masalah mengakibatkan pengelolaan emosi yang tidak stabil. Akibat lebih lanjut, anak mudah stres bahkan depresi.

  3. Menjadi Pribadi Yang Egois
    Sikap memanjakan tanpa disadari merupakan bentuk ‘transaksi pembelian’ kasih sayang dengan memberikan hadiah-hadiah material dan hak istimewa oleh orang tua kepada anak. Rasa bersalah orang tua karena tidak bisa menyediakan waktu bersama anak karena kesibukannya sering kali ditebus dengan memberikan hadiah-hadiah menarik yang sebenarnya tidak dibutuhkan anak. Selain itu, kemarahan dan kenakalan anak juga dianggap sebagai hal wajar sehingga tidak perlu adanya nasihat untuk memperbaiki sikap dan kedisiplinan. Lagi-lagi tanpa disadari, orang tua justru membentuk anaknya menjadi pribadi yang egois, karena selalu ‘dimenangkan’ saat melakukan kesalahan.

    Beranjak dewasa, anak tidak tahu bahwa setiap kesalahan yang dilakukannya di masa kecil berpotensi menimbulkan konflik di saat ia dewasa. Egoisme yang telah terbentuk sedari kecil menjadikannya sebagai orang yang keras kepala, sulit berbagi, mau menang sendiri, dan tidak mau mendengarkan orang lain. Orang dengan karakter demikian tentu akan sulit beradaptasi dengan lingkungan baru yang dimasukinya.
  4. Sulit Berteman
    Sikap manja juga bisa membuat anak menjadi pribadi yang cengeng dan egois. Sikap manja, cengeng dan egois menjadi nilai minus tersendiri bagi anak, termasuk dalam hal berinterkasi dengan teman sejawatnya. Pribadi anak yang manja, cengeng dan egois, akan membuat anak sulit mendapatkan teman yang mampu menerima karakternya. Alhasil ketika sulit dalam mendapatkan teman, membuat anak tersebut menjadi sosok individualis (mementingkan diri sendiri).

  5. Sulit Mengembangkan Kemampuannya
    Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan anak, yakni bisa dilakukan dengan cara menempatkan anak pada posisi yang terdesak, misalnya saja dengan memberikan tantangan pada anak, mengajak anak melakukan petualangan, memberi tugas yang berat (namun tetap proporsional). Namun hal tersebut justru berbanding terbalik dengan perlakukan yang biasa diberikan pada anak yang manja, karena rasa khawatir yang agak berlebih, membuat orang tua cukup meminimalisir tantangan dan gangguan pada anaknya, alhasil anak selalu dibuat menikmati zona nyaman (comfort zone) yang justru dapat membelenggu kemampuan yang ada pada diri anak.

  6. Selalu Bergantung Pada Orang Lain
    Hal nyata yang bisa diamati langsung pada perilaku anak yang sudah terbiasa dimanja adalah memiliki rasa ketergantungan yang tinggi pada orang lain, bukan masalah jika anak tersebut masih bersama orangtuanya, akan tetapi ketika anak tersebut sudah berada dalam lingkungan masyarakat atau sekolah, maka pada situasi tersebut, akan jelas terlihat bahwa anak yang manja akan sangat sulit berkembang. Karakter manja pada diri anak juga bisa memicu munculnya sikap negatif lainnya seperti sikap cengeng dan egois.

  7. Tidak Menyukai Kekalahan
    Anak yang telah terbiasa mendapatkan apa yang dia inginkan, akan membuatnya sangat tidak menyukai kekalahan. Padahal saat anak telah duduk di bangku sekolah atau setelah menjadi bagian dari masyarakat, anak akan dihadapkan dengan berbagai macam kompetisi yang hanya menawarkan dua pilihan yakni menang atau kalah. Sehingga realita akan membuat anak yang manja, mengalami banyak kekecewaan.

  8. Lebih Tertarik Pada Cara Instan
    Terlalu memanjakan anak akan membuat anak memiliki kecenderungan untuk menempuh jalan pintas demi mendapatkan apa yang dia harapkan, misalnya saja ketika hendak ujian, anak akan lebih memilih untuk menyontek pekerjaan temannya ketimbang harus bersusah payah belajar atau ketika diberi tugas oleh gurunya, anak akan lebih memilih agar orangtuanya yang mengerjakan tersebut.

  9. Kurang Menghargai Orang Tuanya Kelak
    Selama segala kebutuhan dan keinginannya dapat terpenuhi, mungkin anda akan melihat sikap dan perlakuan pada orangtuanya masih wajar saja, akan tetapi ketika apa yang dia minta atau inginkan tidak dapat diberikan, maka disitulah anda akan melihat sisi lain dari anak manja. Bisa jadi sikapnya akan berbanding terbalik dengan bentuk kasih sayang yang selama ini diberikan orang tuanya.

Begitu banyak sifat dan karakter negatif yang tertanam pada anak manja. Tak hanya mengalami kegagalan dalam menunjukkan sikap yang baik, anak manja juga cenderung tak memiliki kemandirian yang memadai untuk hidup di lingkungan masyarakat secara umum. Anak manja yang beranjak dewasa sering kali mengalami masalah yang tak hanya berkaitan dengan psikologinya tetapi juga kehidupan sosialnya.

Sikap manja atau kolokan memang tidak bisa dihilangkan sepenuhnya. Selagi anak masih berusia muda, orang tua bisa menipiskan karakter tersebut sebelum menjadi bumerang yang bisa merugikan suatu hari nanti. Berikut beberapa langkah untuk mengatasi sikap manja pada anak, diantaranya:

  1. Jangan Sekali-kali Menghukum Dengan Kekerasan Fisik
    Sering kali sebagai orang tua merasa marah atau kesal terhadap ulah atau kelakuan anak-anak yang buruk dan cara ampuh untuk membuat anak jera adalah dengan hukuman fisik. Salah satu contoh tindakan hukuman fisik yang sering dilakukan kebanyakan orang tua adalah memukulnya. Entah itu menggunakan tangan, kaki atau benda-benda lainnya yang dapat  digunakan untuk memukul anak. Hal tersebut sama sekali tidak dibenarkan. Jika memiliki anak kecil dan ketika mereka melakukan suatu kesalahan, orang tua dapat memberi tahu secara baik-baik dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka tanpa memberikan hukuman fisik dan jika memiliki anak yang usianya mungkin sudah beranjak remaja atau sudah mengerti keadaan, orang tua bisa menerapkan sistem disiplin terhadap mereka. Kekerasan fisik hanya akan membuat jiwa anak terluka, bukan hanya fisik atau tubuh mereka yang terluka. Dan itu akan berdampak negatif pada pertumbuhan jasmani dan emosi mereka. Hukuman fisik dalam bentuk apapun hanya akan menakutinya dan akan membuat anak semakin tidak menghormati orang tua, menjadi keras kepala dan memberontak terhadap orang tua.

  2. Mungkin Orang Tua Terlalu Melindungi Anak
    Anak selalu menolak dan rewel saat diajak jalan – jalan ke kolam renang karena takut air? Mungkin karena orang tua tidak membiasakan mandi dengan air dingin. Menurut Psikolog Richard Bromfield berkata “Hanya lindungi anak ketika ia benar – benar dalam bahaya”. Anak sebaiknya dibiasakan mandi dengan air dingin di usia tertentu, kecuali ia sedang tidak sehat.

  3. Jangan Menuruti Semua Keinginan Anak
    Walaupun orang tua sangat mencintai anaknya, menuruti semua keinginannya bukanlah cara mendidik anak dengan benar. Tindakan tersebut hanya akan membuat anak Anda menjadi anak yang manja dan selalu mengandalkan orang lain. Jika sejak kecil anak sudah dimanjakan dengan mengikuti semua keinginannya, dampak ke depannya anak akan menjadi anak yang tidak mandiri dan malas karena selalu berpikir ada orang tua yang akan memberikan semua yang diinginkannya. Biasakanlah anak Anda untuk berusaha mengerjakan tugas mereka sendiri agar mereka dapat belajar bertanggung jawab untuk diri mereka sendiri.

  4. Komitmen Berhenti Memanjakan Anak
    Komitmen atau kesungguhan hati orang tua untuk berhenti memanjakan anak adalah hal terpenting. Ingatkah bahwa cinta pada anak tidak harus diwujudkan dengan memanjakannya. Pikirkanlah tentang masa depan, orang tua tidak bisa melindungi anak selamanya. Suatu saat nanti anak harus menghadapi dunia tanpa orang tua. Orang tua harus mampu mengatasi anak manja sekarang juga, atau ia tidak akan bertahan menghadapi kerasnya dunia.

  5. Bersabar
    Ibarat menanam sebuah bibit, membesarkan anak adalah sebuah proses. Hasil jerih orang tua dalam  dalam mengatasi anak manja mungkin tidak akan segera terlihat saat ini. Mungkin anak akan merajuk dan menangis sepanjang hari. Hanya kesabaran orang tua yang akan membuat tabah menajlani “cobaan” ini.

  6. Dialog Sebelum Tidur
    Ajak anak berbicara beberapa saat sebelum ia tidur malam. Terangkan mengapa orang tua menolak membelikan anak permen, atau mengapa orang tua membiarkan meninggalkan anak sendiri ditempat les. Anak pasti akan merasa sedih sat ia menerima “perlakuan kejam” orang tua ini untuk pertam kalinya. Dengan mengajak berbicara orang tua dapat mengangkatnya dari rasa sedih dan terpuruk yang mungkin dirasakannya.

  7. Kasih Dan Perhatian
    Seorang anak akan merasa nyaman dan bahagia apabila orang tua mereka menunjukkan kasih dan perhatian pada saat anak memang membutuhkan hal itu. Kepedulian orang tua dalam hal sekecil apapun bisa membantu orang tua dalam mendidik anak. Perhatian bukan berarti berbicara tentang bagaimana orang tua bisa memberikan materi atau barang-barang kesukaan anak, tetapi juga dalam tindakan, misalnya yang dapat orang tua lakukan adalah ketika anak sedang belajar, saat itulah orang tua bisa menunjukkan perhatian dan kasih dengan cara menemani mereka, walaupun hanya sekadar duduk di sebelah mereka. Dengan demikian anak akan lebih bersemangat dalam belajar dan apabila ada kesulitan, orang tua dapat membantu anak memecahkannya.

  8. Jangan terlalu banyak melarang
    Rasa keingintahuan anak terhadap dunianya sering kali membuat mereka ingin mencoba melakukannya secara leluasa. Ketakutan orang tua adalah jika hal-hal terburuk terjadi pada anak. Makanya kebanyakan orang tua memberi larangan atau batasan terhadap suatu hal yang bisa membahayakan anak. Larangan hanya membuat rasa penasaran bagi anak untuk melakukannya dan dapat menjadikan anak berbohong kepada orang tuanya. Komunikasi dua arah adalah solusi terbaik untuk mengingatkan anak alih-alih melarang anak melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan. Beri tahu mereka tentang risiko yang mungkin terjadi dan mintalah untuk berhati-hati.

Menjadi orang tua adalah tugas dan tanggung jawab yang mulia. Jadilah orang tua yang dapat dibanggakan oleh anak-anak. Didiklah mereka dengan baik, maka anak – anak akan memberikan sukacita bagi orang tua dan keluarga.

Referensi :
bestmom.id
hipwee.com
theasianparent.com
simulasikredit

Artikel Lainnya

Cabang DKI Jakarta

Cabang D.I. Yogyakarta

Cabang Banten

Cabang Jawa Timur